Tika, seorang gadis remaja yang bersekolah di SMA Al-kamil, merupakan salah satu murid yang amat sangat pandai di sekolahnya. Ia tergolong murid yang mempunyai tingkat kecerdasan diatas rata-rata. IQ nya mencapai 166, iQ tertinggi nomor 4 disekolahnya. Dia pun masuk di kelas yang notabene berisi siswa-siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan diatas rata-rata.
Suatu ketika disaat dia duduk di kelas XI, ia mempunyai sahabat laki-laki yang bernama Restyo. Restyo merupakan anak paling cerdas di sekolah. IQ nya mencapai 178. Restyo merupakan anak olimpiade matematika yang baru saja kemarin mendapat medali emas dalam olimpiade matematika internasional.
“hey Tik, kok manyun? Mikirin apa sih? Mikirin aku ya? Haha,” canda Restyo
“enak banget ya, ya kagak la. Lagian apa urusan juga mikirin kamu, hahaha,” ejek Tika
“hey, bentar lagi 23 desember ya, berarti ultah kamu dong?” Tanya Restyo
“iya Res, tapi tanggal 22 desember aku mau ikut olimpiade kimia nih. Doakan aku ya res, semoga aku dapat hadiah yang indah dari kemenangan olimpiade itu,” jawabku santai
“oke deh, kalo kamu menang, aku bakal memberi sebuah sureprise di hari ulang tahunmu nanti ya. Masa kita udah sahabatan lama, malah dari SMP dulu, aku gak pernah memberikan suatu yang indah di hari ultahmu nanti. Lagian kan nanti kamu sweet seventeen, hehe,” kata Restyo
“terserah kamu deh res,” jawabku santai “by the way, kita ke kantin yuk, udah laper nih perutku. Dari pagi belum makan gua,” sambungku
“Oke.”
Diperjalanan menuju kantin, aku selalu tertawa canda dengan Restyo, hingga setiap orang yang melihat kami, seakan mereka beranggapan bahwa kami pacaran. Padahal sebenarnya kami tidak pacaran. Terserah mereka mau bilang apa kepada kami, yang jelas, kami bukanlah sepasang kekasih.
***
Sesampainya di kantin…
“Tik, gila… banyak banget lu makannya? Udah makan nasi goreng, eh sekarang malah mau nambah siomay lagi, ckckck,” Tanya Restyo keheranan
“ya, wajar dong gua makannya banyak, hahaha… untung bukan lo yang gua makan, hahaha” candaku
Kami berdua pun lalu tertawa dengan lepas, hingga selesai istirahat kami pun langsung kembali lagi ke kelas untuk melanjutkan aktivitas kami.
***
Pada tanggal 22 Desember…
Pagi harinya aku mendapat sms sebagai penyemangatku dari Restyo. Entahlah, mungkin akupun sekarang mulai merasakan benih cinta itu hadir di dalam hatiku untuk Restyo.
Keep Spirit yeah…
I know, now you’re nervous for your competition…
But, believe with your spirit and your god…
Before you start, remember Allah for make you’re day doesn’t have stream…
Okay, if you win, I’ll realize my promise to you J
-from your friend, Restyo-
“Oh tuhan, terima kasih Restyo,” ujarku dalam hati
Akupun lalu mengikuti olimpiade itu dengan tenang. Setiap kali aku gugup, akupun langsung melihat sms dari Restyo tersebut. Sungguh penenang di tengah kegugupan yang berarti.
***
Tibalah saat yang paling menegangkan pada hari itu. Sebuah pengumuman pemenang yang sangat berarti bagiku dan sekolahku.
Ditambah lagi aku semakin gugup ketika namaku tidak dipanggil dalam Rank 3 dan Rank 2
“Yaaaaaaaa,, mungkin aku tidak juara. Restyo, maafkan aku jika aku tidak bisa memenuhi janjiku,” ujarku dalam hati
Disaat aku mulai pesimis, tiba-tiba…
“Rank 1 diraih oleh SMA Al-Kamil dengan nama Restika Wulandari,” ujar sang panitia
“Nak, sekolah kita meraih juara pertama, terima kasih nak. Ibu bangga dengan kamu nak,” ujar guru pembimbingku dengan terharu
“(sambil memeluk guruku) iya bu, sama-sama. Terima kasih juga telah membimbingku selama persiapan ini,” ujarku sambil terharu
Akupun mengambil trophy kemenangan. Setelah itu, akupun memberikan sebuah pesan kepada Restyo
To Restyo
Thank’s for your spirit…
I gotta first rank…
Okay, I’ll already keep my promise.
So, how’s about yours?
Hehe J
Lalu dibalas lagi oleh Restyo…
Congrats…
I’ll give it in your birthday tomorrow…
Just wait and see… J
Aku pun tersenyum ketika membaca pesan tersebut. Aku pun tak sabar menunggu akan datangnya hari esok…
***
Keesokan harinya…
“huamzzz,” ujarku ketika bangun tidur
Akupun langsung membaca sebuah sms dari Restyo…
Happy birthday sweety…
Give your best wishes in your best day…
Keep in school ya… J
Akupun langsung bergegas untuk siap-siap menuju sekolah.
***
Sesampainya disekolah…
Akupun menunggu Restyo dengan tersenyum, membayangkan apa yang bakal diberikan oleh Restyo kepadaku. 15 menit berlalu ReStyo belum juga datang. Hingga 1 jam berlalu begitu saja.
“Ah, mungkin dia mau memberikan sureprise yang indah padaku hari ini,” ujar pikiran yang nakalku
Pelajaran pun telah dimulai. Hingga…
*tok tok tok*
Suara pintu kelas yang diketuk oleh seseorang.
*ceklek*
“Permisi, disini ada yang bernama Restika Wulandari? Dipanggil ke ruang kepala sekolah, ada orang tua Restyo yang memanggil anda,” ujar penjaga sekolah
“Baik pak,” ujarku
Aku pun langsung bergegas menuju tempat yang dimaksud. Ketika masuk ke ruangan tersebut, aura sedih langsung terpancar ketika ibu Restyo yang telah lama dekat denganku berlinangan air mata.
“Apa yang terjadi bu? Kok ibu nangis? Mana Restyo? Katanya hari ini mau member sureprise denganku,” ujarku memecahkan keheningan
“Res..Restyo u..udah pe..pe..rgi Tik,” ujar ibu Restyo
“Maksudnya?” ujarku dengan penasaran
Dengan tegar bapak kepala sekolah menjelaskan kepadaku kejadian yang sesungguhnya.
“Nak, Restyo udah pergi meninggalkan dunia. Pagi tadi ketika dia sedang pergi ke sekolah, dia mengalami kecelakaan dengan menabrak sebuah mobil Xenia. Bapak tahu karena bapak melihat dengan jelas kejadian itu. Bapak berada di belakang Restyo. Restyo mengalami patah tulang di bagian punggung dan gegar otak. Restyo meninggal di tempat kejadian. Yang bapak temukan dari Restyo hanya ini,” ujar kepala Sekolah
Akupun seakan lemas tak berdaya ketika mendengar berita dari kepala sekolah. 2 benda itu adalah Bunga Mawar Merah dan sebuah kotak cincin. Setelah kubuka kotak tersebut, kotak tersebut berisi sebuah cincin liontin yang berbentuk T, nama awal dari diriku dan sebuah kertas.
Happy birthday Tika…
Mungkin kamu kaget ketika mendapatkan ini dariku…
Sebenarnya aku sudah lama memendam perasaan ini denganmu…
Akan tetapi, aku sering sekali mendapatkan batu terjal ketika akan mengatakan padamu…
Tapi mungkin inilah saat yang tepat aku mengatakannya padamu…
Tika, bolehkah aku menjadi kekasihmu selamanya???
-Restyo-
Seketika itu juga aku langsung menangis tak tertahankan.
“Restyo, kenapa kamu cepat sekali meninggalkanku?” ujarku histeris
Lalu akupun ditenangkan oleh ibu Restyo.
0 komentar:
Posting Komentar